Intermezzo.. balik ke judul, kira-kira apa yang anda pikirkan ketika melihat judul? wah pasti ni soal teknologi canggih nih, namanya juga keren, Jean Pain.. wuow, apa ada unsur rasa sakit dalam metode ini? (pain=rasa sakit) tidak juga.. mungkin bagi beberapa kawan ini familiar, tapi saya coba untuk hidangkan dengan racikan bumbu saya sendiri.
Jean Pain, ini nama orang lo, ya! dia ini orang Perancis. Almarhum telah meninggal dunia pada tahun 1981, namun metode yang ia ciptakan masih bisa kita lihat. ini gambar yang saya dapatkan setelah bertapa di padepokan mbah google tentang metode beliau, apa ini?? cekidot!!.
Apa ini? ini adalah solusi energi masa depan, apa itu? gas metana.
Bentar gas metana? ga salah? ya!!! tapi bukan gas metana saja, tapi kompos juga.
Dalam metodenya, Jean Pain menggunakan sampah organik untuk memproduksi gas metana, lihat pada gambar, kira-kira begitulah caranya.
Kompos yang sudah direndam selama 2 bulan di air kemudian dimasukan ke dalam tong (tong yang biasa dipakai untuk minyak) lalu tong itu ditutup, kemudian ditimbun lagi oleh kompos yang sama, disambungkan dengan pipa ke ban dalam mobil, lalu sambungkan ke rumah menuju generator lisrik yang sudah dimodifikasi, dan viola! kamu ga perlu langganan listrik ke PLN lagi. buat bahan bakar kompor juga bisa.
Bukan cuma itu, liat dari gambar, ada selang yang dililitkan ke tong itu, itu adalah selang air, ketika dialirkan, "gundukan" komps ini bisa memanaskan air! untuk mandi, keperluan dapur dll.. hebat! belum lagi gas nya bisa dipakai untuk bahan bakar mobil. mantap yah..
Ga sampai disitu, bila si kompos sudah tak menghasilkn gas, maka dialih fungsikan sebagai penggembur tanah, buktinya, di kebunnya pak Jean ini adalah kebun yang bisa menghasilkan tanaman tropis di perancis yang bukan tropis tentunya. just wow.
Itu simpelnya, secara teknisnya saya kurang tahu, namanya juga manusia, maka buat yang tertarik untuk melakukannya bisa tengok link yg saya temukan, -> : http://www.compostpower.org/node/24
Buat yang lebih ngerti mungkin bisa sharing?? :(
Atau, sudah banyak kok yang membahas hal ini, tinggal bertapa aja di internet hehe (sayangnya saya belum nemu yang berbahasa Indonesia)
Dibalik ini semua saya jadi agak galau, ini termasuk karya kreatif yang bermanfaat banyak, mengurangi polusi akibat bahan bakar fosil saja sudah mantap. lalu kenapa ini jarang terdengar ya? sudah 30 tahun lebih padahal ini dipublikasikan.
Ada hal menarik, saya temukan pada paragraf terakhir di web compost power bagian history, begini "Jean Pain garnered much fan-fare in Europe in the late 1970s. But
unfortunately Jean Pain’s death in 1981 and the re-emergence of cheap
fossil fuel in the 1980s resulted in his methods being all but
forgotten, until the founders of the Compost Power Network and the
Carbon Shredders began experimenting with the Jean Pain method in 2008." .
Berhubung saya suka teori konspirasi, kayaknya ada beberapa orang yang ga suka ama ulah pak Jean ini, dengan begini perusahaan energi macam minyak bakal kalah besar nih, makanya hal ini seperti ditutupi, mafia tea atuh ga mau rugi ckck.. (jangan dianggap terlalu serius hehe)
Yasudah, apapun yang penting kita sudah menemukan hal asik ini, nah tantangan kami adalah apakah bisa kita semua di Indonesia membuat hal macam ini kedepan? metode ini relatif cukup sedehana dibanding dengan menggunakan nuklir, juga lebih murah karena menggunakan sampah organik, bagaimana memulainya? coba kita mulai memilah sampah untuk dibuang yah! kita kebanyakan ga buta huruf kan buat baca organik dan anorganik di tong sampah? selain itu kalo udah kita pisah, jangan disatuin lagi yah! iyadong... harus!. Simpel kan?.. iyalah.. tapi kenapa masih susah diterapkan ya?? pfft.... oh ya? kata siapa?? *kemudian gelut*.
sumber ( http://en.wikipedia.org/wiki/Jean_Pain , http://www.compostpower.org/ , http://journeytoforever.org/biofuel_library/methane_pain.html )
terkait dengan sumberdaya terbaharukan... boleh aja kita berteori konspirasi.. hehehe.. tuggu aja tanggal mainnya. ketika bahan bakar fosil di dunia habis....
BalasHapusbuat sekarang pada umumnya orang-orang melihatnya alternatif ke nuklir rata-rata, ya kita lihat saja nanti hehe
BalasHapus