Senin, 18 Juni 2012

Sepintas


Seseorang menangis dpemakaman, meratapi orang yang dikasihinya telah menjadi mayat.
Tentunya peristiwa diatas sudah amat familiar di lihat bukan? Tentu kita akan sedih apabila ditinggalkan oleh orang terkasih dari kehidupan kita, menarik.. Karena hal ini tidak terjadi pada manusia saja, ketika salah satu dari kawanan gajah ada yg meninggal, mereka pun memperlihatkan sebuah tingkah laku yang persis dengan manusia mirip upacara perpisahan pada manusia, tentunya bukan hanya gajah saja, semua hewan pun memiliki caranya masing-masing dalam menyikapi kematian, bahkan fenomena kanibalisme yang terjadi pada laba-laba black widow, setelah kawin, sang jantan dengan rela membiarkan dirinya dimakan oleh sang betina untuk memenuhi kebutuhannya bertelur, ada hal menarik disini, yaitu mengenai kehidupan dan kematian, dimana sebuah kematian ada untuk kehidupan yang lain, lihatlah diri kita, baso, nasi padang, peuyeum, mie, salad bahkan permen, semua ada karena adanya kematian, sapi disembelih, padi dipanen, semua kehidupan tersebut diambil untuk diberikan kepada makhluk lain agar dapat bertahan hidup.
Manusia sebagai makhluk yang diistimewakan dengan adanya akal, diberi tanggung jawab untuk mengelola alam ini, akan tetapi akal tersebut merupakan benda yang berbahaya bila salah m,enggunakan, bisa dilihat sekarang bahwa kriminalitas, korupsi, kerusakan alam, tentunya semua disebabkan oleh akal manusia yang disalahgunakan. Dan sadar atau tidak, keseimbangan energi kehidupan menumpuk, terhambat pada manusia, nah, sebelumnya apakah energi kehidupan itu? Energi kehidupan yaitu suatu energi yang menyebabkan terjadinya suatu kehidupan dan terus berputar membuat suatu siklus, yaitu saling berganti untuk mencapai alam yang harmoni, tanaman dimakan sapi, sapi dimakan oleh kita, dan pada saatnya kita akan mati, melepaskan semua energi alam yang kita simpan kembali kepada alam, kemudian energi tersebut digunakan kembali  untuk kehisupan tanaman dalam bentuk unsur hara, kemudian dipakai oleh mahluk lainnya.
Kenapa sekarang malah menumpuk pada manusia? Seperti yang dikatakan, manusia memiliki akal, dan karena akal tersebut manusia bisa mengelola alam ini, nah dari hal tersebut manusia kemudian membuat alamnya sendiri, hal yang mereka sebut rumah, memanfaatkan akal dan yang tersedia di alam manusia kemudian membuat sesuatu yang mennyamankan dan menyenangkan hidupnya, juga bertahan dari proses seleksi alam, manusia menjadi raja dari alam ini.
Ada yang mulai dilupakan, kini manusia hanya melihat alam sebagai objek, objek untuk memuaskan hidupnya dan merancang alam khayalannya, kita lihat terciptanya perkotaan dan industri, merupakan hal yang luar biasa. Membuat alam diatas alam. Semakin lama, manusia semakin menjauh dari asalnya, alam itu sendiri.
Ki ni dengan semakin rusaknya alam, tentunya alam pun memiliki caranya sendiri untuk terus berusaha menuju keseimbangan, lihat bencana alam, itu salah satu cara alam menuju keseimbangan, sebenarnya manusia akan jauh lebih hebat menyeimbangkan alam ini kembali dengan akalnya, namun sekali lagi, menusia mulai melupakan alam asalnya dan hanya memedulikan alam yang telah dibuatnya. Akankah hal ini terus berlanjut? Atau manusia harus dimusnahkan agar alam kembali seimbang? Ataukah alam ini harus hancur ditangan manusia bila seperti ini terus?
Manusia terus melakukan lompatan ke depan, namun mulai melupakan asal tempat mereka melangkah, namun sebenarnya mereka tak menjauh dari tempat asalnya sedikitpun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bijaklah dalam berkomentar, kritik yang membangun saya terimaaaa sekali..