Seseorang menangis dpemakaman, meratapi orang yang
dikasihinya telah menjadi mayat.
Tentunya peristiwa diatas sudah amat familiar di lihat
bukan? Tentu kita akan sedih apabila ditinggalkan oleh orang terkasih dari
kehidupan kita, menarik.. Karena hal ini tidak terjadi pada manusia saja,
ketika salah satu dari kawanan gajah ada yg meninggal, mereka pun
memperlihatkan sebuah tingkah laku yang persis dengan manusia mirip upacara
perpisahan pada manusia, tentunya bukan hanya gajah saja, semua hewan pun
memiliki caranya masing-masing dalam menyikapi kematian, bahkan fenomena
kanibalisme yang terjadi pada laba-laba black widow, setelah kawin, sang jantan
dengan rela membiarkan dirinya dimakan oleh sang betina untuk memenuhi
kebutuhannya bertelur, ada hal menarik disini, yaitu mengenai kehidupan dan
kematian, dimana sebuah kematian ada untuk kehidupan yang lain, lihatlah diri
kita, baso, nasi padang, peuyeum, mie, salad bahkan permen, semua ada karena
adanya kematian, sapi disembelih, padi dipanen, semua kehidupan tersebut
diambil untuk diberikan kepada makhluk lain agar dapat bertahan hidup.
Manusia sebagai makhluk yang diistimewakan dengan adanya
akal, diberi tanggung jawab untuk mengelola alam ini, akan tetapi akal tersebut
merupakan benda yang berbahaya bila salah m,enggunakan, bisa dilihat sekarang
bahwa kriminalitas, korupsi, kerusakan alam, tentunya semua disebabkan oleh
akal manusia yang disalahgunakan. Dan sadar atau tidak, keseimbangan energi
kehidupan menumpuk, terhambat pada manusia, nah, sebelumnya apakah energi
kehidupan itu? Energi kehidupan yaitu suatu energi yang menyebabkan terjadinya
suatu kehidupan dan terus berputar membuat suatu siklus, yaitu saling berganti
untuk mencapai alam yang harmoni, tanaman dimakan sapi, sapi dimakan oleh kita,
dan pada saatnya kita akan mati, melepaskan semua energi alam yang kita simpan
kembali kepada alam, kemudian energi tersebut digunakan kembali untuk kehisupan tanaman dalam bentuk unsur
hara, kemudian dipakai oleh mahluk lainnya.
Kenapa sekarang malah menumpuk pada manusia? Seperti yang
dikatakan, manusia memiliki akal, dan karena akal tersebut manusia bisa
mengelola alam ini, nah dari hal tersebut manusia kemudian membuat alamnya
sendiri, hal yang mereka sebut rumah, memanfaatkan akal dan yang tersedia di
alam manusia kemudian membuat sesuatu yang mennyamankan dan menyenangkan
hidupnya, juga bertahan dari proses seleksi alam, manusia menjadi raja dari
alam ini.
Ada yang mulai dilupakan, kini manusia hanya melihat alam
sebagai objek, objek untuk memuaskan hidupnya dan merancang alam khayalannya,
kita lihat terciptanya perkotaan dan industri, merupakan hal yang luar biasa. Membuat
alam diatas alam. Semakin lama, manusia semakin menjauh dari asalnya, alam itu
sendiri.
Ki ni dengan semakin rusaknya alam, tentunya alam pun
memiliki caranya sendiri untuk terus berusaha menuju keseimbangan, lihat
bencana alam, itu salah satu cara alam menuju keseimbangan, sebenarnya manusia
akan jauh lebih hebat menyeimbangkan alam ini kembali dengan akalnya, namun
sekali lagi, menusia mulai melupakan alam asalnya dan hanya memedulikan alam
yang telah dibuatnya. Akankah hal ini terus berlanjut? Atau manusia harus
dimusnahkan agar alam kembali seimbang? Ataukah alam ini harus hancur ditangan
manusia bila seperti ini terus?
Manusia terus
melakukan lompatan ke depan, namun mulai melupakan asal tempat mereka
melangkah, namun sebenarnya mereka tak menjauh dari tempat asalnya sedikitpun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bijaklah dalam berkomentar, kritik yang membangun saya terimaaaa sekali..