Rabu, 20 Juni 2012

Tukang Sampah, Riwayatmu kini


Kita pernah kan ditanya pada saat kita masih kecil, “nak, kalau udah besar kamu mau jadi apa?” tentunya kita memiliki bermacam jawaban, mulai dari dokter, polisi, presiden, penyanyi, pemain bola dan lain sebagainya, tapi apakah diantara kita pernah berpikir untuk menjadi tukang sampah?
Eh, ngapain sih jadi tukang sampah, jijik, bau, kotor, mungkin itu yang terlintas dari pikiran kita, dan tentu saja, kebanyakan orang di negara kita berpikiran seperti itu. Tukang sampah dianggap kecil, remeh, hina. Jangankan tukang sampah, cleaning service atau tukang sapu jalan kadang dianggap pekerjaan rendahan, padahal pandangan seperti ini amat keliru, bagaimana pun juga, setiap manusia saling membutuhkan satu sama lain, manusia bagaikan potongan puzzle yang saling berkaitan, saling melengkapi. Apa jadinya bila kita tak memiliki tukang sampah? Dilihat dari rata-rata tingkat kepedulian orang-orang kita saat ini mungkin bisa anda tebak bukan?.
Mengapa ini bisa terjadi? Oke, kita lihat bahwa kita tahu bahwa pekerjaan tukang sampah itu berat, kemudian penghasilannya pun bisa dikatakan rendah, belum lagi risiko mereka terkena penyakit karena memang kesehariannya berurusan dengan sampah. Bisa dikatakan bahwa kehidupannya sengsara. Dari kehidupan yang sengsara begitu tentu kita akan memilih memiliki pekerjaan yang lebih baik, dan pada akhirnya pekerjaan tukang sampah ditekuni oleh orang-orang yang memang terpaksa menjadi tukang sampah karena tidak adanya pekerjaan lain, begitu? Dan mungkin karena keterpaksaan maka hasil pekerjaannya pun kurang maksimal. Bisa dilihat dari sistem pengelolaan sampah ini yang masih sedikit melakukan daur ulang dan kebanyakan hanya ditumpuk di TPA.
Bahkan hal ini sudah lebih diperhatikan oleh orang Inggris ketimbang pemerintah sendiri, yaitu dengan dibuatnya sebuah film oleh BBC tentang hal ini, silakan yang mau lihat ini linknya.
Di film tersebut diceritakan seorang tukang sampah di london yang mencoba hidup sebagai tukang sampah di ibukota kita Jakarta. Ini berita dari BBC nya
So, ini salah siapa? Pemerintah? Eit, jangan main menyalahkan pemerintah saja mentang-mentang citranya sedang buruk, karena yang tiap hari kita juga mengeluarkan sampah bukan? Lalu bagaimana bila kita ingin mengubah agar kondisi seperti ini menjadi lebih baik? Memang perubahan tidak akan datang dengan instan, mulai dari diri kita sendiri, setidaknya jangan pura-pura buta huruf saat melihat tulisan ORGANIK dan ANORGANIK juga harus buang sampah pada tempatnya, mudah? Kok simple ya? tapi kenapa masih aja ada sampah berserakan?. Oh ya, dan sebaiknya mental untuk terus dilayani harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, yaaahh mulai ngawur haha... Juga kita harus mulai belajar dari mereka mengelola sampah, pekerjaan tukang sampah itu kalau dikelola dengan baik maka akan menghasilkan yang luar biasa lo, saya salut dengan Palembang dalam bidang sampah ini, kenapa? Cari tau aja sendiri sanahh Huahaha.. ßkejam
Oke, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bijaklah dalam berkomentar, kritik yang membangun saya terimaaaa sekali..