Kamis, 30 Agustus 2012

makan, dan makanan


Saya menonton sebuah acara, tentang seorang pembunuh bayaran yang dihukum mati karena profesinya, dan apa kiranya reaksi masyarakat? “dia patut menerimanya”  “Hukum mati si Pembunuh” mungkin itu ya? yup.. benar sekali, kita semua pastinya pasti berpikir begitu.
Membunuh memang hal yang kejam, menghentikan sesuatu untuk hidup, dalam undang-undang pun melanggar hak-hak  asasi manusia, lalu bagaimana dengan perang? Contoh saja hitler yang membantai yahudi, yang pernah berkata “bisa saja aku memusnahkan semua yahudi (no sara), namun kusisakan agar kalian bisa melihat apa yang bisa mereka lakukan pada dunia” (kurang lebih kyk gitu, *lupa). Atau contoh dekatnya itu di sekitar kita deh, di nusantara, adanya perang paregreg, terdapat banyak pembunuhan, berarti itu juga melanggar hak2 dong? Oh tidak, karena itu membela diri namanya, oh tidak, itu kan karena haknya telah ditindas makanya melawan.. daaaannnn... banyak alasan lain seperti itu juga.
Oke, intinya kalau kita membela diri, demi kelangsungan hidup kita bisa membuat pembunuhan? Bahkan ketika terombang-ambing di laut, pada pasca karamnya sebuah kapal, dengan orang yang tersisa, kita masih diperbolehkan memangsa orang lain demi kelangsungan hidup kita? Mungkin ada benarnya.
Nah lalu ketika orang menjadi pembunuh bayaran untuk mencari makan apakah itu salah juga? Kan itu termasuk berjuang untuk hidup? Oh tidak bisa, karena selama masih ada pekerjaan lain kenapa membunuh? Ya kan? ....................
Baik, kalau memang begitu adanya maka sebenarnya kita ini tak pantas untuk hidup, mengapa? Kita tahu, kita setiap hari makan kan? Bagi yang makan, dan itu memang salah satu cara agar bertahan hidup, lalu, makanan itu asalnya dari mana? Mahluk hidup kan? Lalu biar jadi makanan yg enak harus gimana? Dimasak kan? Dan.... kita harus “membunuh” mahluk hidup tertentu biar bisa makan, apakah itu melanggar hak? Secara sederhana ya, tenu saja, tapi apa kita pernah mengakui itu? Tidak kan, karena apa? Karena mereka bukan manusia seperti kita. Kita kadang menganggap mereka mahluk yg lebih rendah.
Ketika seorang bocah ditemukan tewas dimakan buaya, keluarganya mencari buaya tersebut dan membunuhnya, demi mempertahankan hidup buaya harus mati. Yg memakan dan dimakan toh akhirnya akan mati juga. Coba kalau kita di posisi si buaya, apa yang akan kalian rasakan?. Cuma beda status, manusia sama hewan, udah itu aja. Padahal sama2 mahluk hidup. Inget juga sama quote nya uncle ben “with great power there is great responsiblity” (mun teu salah).
Ingat loh, adanya kematian itu untuk mempertahankan kehidupan, agar semuanya seimbang. Jangan nganggep kematian itu buruk, bersyukurlah, ayam yang tadi siang sudah kita makan telah mengorbankan hidupnya demi kita, apa yang harus kita perbuat untuk membalasnya? (termasuk sapi, padi, gandum, ikan, mangga, wortel dll..). buatlah “status” manusia mu benar2 efektif, dan jangan lupa bersyukur, tahu dong harus ke siapa bersyukur? (orang atheis tidak termasuk).
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bijaklah dalam berkomentar, kritik yang membangun saya terimaaaa sekali..